Halloween party ideas 2015
TIADA KEPASTIAN ROLLING, SEJUMLAH PEJABAT LAMTENG "KETAR KETIR




Para pejabat eselon dua di jajaran Pemkab lamteng saat diambil sumpah pada pelantikan beberapa waktu lalu, (ilustrasi).

GUNUNG SUGIH-JNNews 
Pemberhentian atau Pergantian pejabat yang kerap di istilahkan rolling pejabat di tingkat kabupaten menjadi kewenangan dan hak prerogatif Bupati selaku kepala daerah yang salah satu tujuannya ialah sebagai penjelmaan/perwujudan dari dinamika organisasi yang dijadikan sebagai salah satu cara untuk mencapai tujuan organisasi. 

Mutasi yang di lakukan seluruh kepala daerah tidak terkecuali Bupati Lampung tengah tentu tidak terlepas dari alasan untuk mengurangi rasa bosan pegawai kepada pekerjaan serta meningkatkan motivasi dan semangat kerja pegawai. Selain itu untuk memenuhi keinginan pegawai sesuai dengan minat dan bidang tugasnya masing-masing dimana dalam kegiatan pelaksanaan mutasi kerja sering disalah tafsirkan orang yaitu sebagai hukuman jabatan atau didasarkan atas hubungan baik antara atasan dengan bawahan.  
  
Isu rolling di kalangan pejabat di jajaran Pemkab Lamteng menimbulkan beragam spekulasi dan perasaan harap harap cemas. Terlihat dari raut wajah sebagian pejabat eselon yang cukup beragam, mulai dari raut pasrah sampai dengan raut wajah ambisius. Sehingga isu rolling membuat ketir ketir sebagian pejabat.
 
Dari bincang bincang dengan beberapa pejabat eselon terkait isu rolling, mereka rata rata jawabannya hampir sama, umpanakan saja pejabat yang satu ini bernama Bedul,  “Saya menyerahkan sepenuhnya kepada Bupati dan tim Beperjakat Lampung Tengah untuk menempatkan orang orangnya yang akan menjabat, seperti saya eselon dua, siap ditempatkan dimana saja. Kalau masih dipercaya saya siap, kalau ga di percaya lagi, ya semua terserah pimpinan,” ujarnya bijak. Akan tetapi pada ujung ceritanya si Bedul mengatakan lagi, “gimana ya seandainya saya di nonjobkan bupati..?? mana saya masih ada cicilan mobil lagi dan anak-anak saya ada yang kuliah, waduh ga bisa di bayangkan bila benar terjadi, hahaha..,” imbuhnya sembari tertawa lepas.

Bahkan ada mantan pejabat eselon namai saja si Ratap, ia menyatakan bahwa pada isu rolling kali ini ia berharap dapat kembali menjabat seperti sebelumnya.
“Saya menghadap sudah, ya tinggal tunggu saja, apakah di lantik atau tetap seperti sekarang ini,” ujar Ratap sembari tersenyum tanpa penjelasan rinci dan tanpa menjelaskan kepada siapa ia menghadap.

Ada lagi salah satu penjabat dari eselon tiga, sebut namanya si Tatar dengan tegas ia katakan bila pada rolling yang katanya sebentar lagi, jika ia ikut di lantik dan eselonnya tidak naik maka lebih baik ia tidak usah di rolling atau lebih baik nonjob.

“Kalau saya pribadi, jika pada rolling nantinya saya termasuk didalamnya dan tidak juga naik eselon mendingan ga usah aja, dan lebih baik saya usul pindah tempat bertugas, keluar dari Kabupaten Lampung Tengah, karena kalau tidak menjabat pada eselon yang lebih tinggi pangkat tidak naik sementara usia masa pensiun sudah di depan mata,” ujar Tatar.

Dari cerita di atas dapat di simpulkan bahwa dalam pelaksanaan mutasi harus benar-benar berdasarkan penilaian yang objektif dan didasarkan atas indeks prestasi yang dicapai oleh pegawai atau pejabat mengingat sistem pemberian mutasi dimaksudkan untuk memberikan peluang bagi para pegawai negeri sipil untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya. 

Semangat kerja pegawai juga dapat menurun apabila pihak atasan tidak memperhatikan kepentingan para bawahan. Hal ini akan menurunkan semangat kerja para pegawai. Indikator dari turunnya semangat kerja antara lain rendahnya produktivitas, tingginya tingkat absensi pegawai, dan lain-lain yang diakibat mutasi. Dengan demikian pastilah akan mempengaruhi semangat kerja pegawai dalam suatu organisasi. (jnn)


Posting Komentar

Posting Komentar

    Pages

    Diberdayakan oleh Blogger.